Kucai (Hanzi: 韭菜, Pinyin: Jiǔcài) termasuk dalam jenis bawang-bawangan. Dalam bahasa latin disebut Allium tuberosum.
Kucai berasal dari Asia. Penanaman kucai memiliki sejarah lebih dari 3.000 tahun. Selama Dinasti Shang dan Dinasti Zhou, digunakan sebagai makanan dan bumbu.
Saat ini kucai biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, dan ada juga beberapa varietas yang dibudidayakan.
Kucai sering ditemukan dalam masakan khas Tiongkok, sebagai campuran dan isian dalam sajian bubur ayam, lumpia, pangsit, dan tumisan daging.
Aroma kucai lebih dekat ke bawang putih daripada daun bawang, sehingga dalam bahasa Inggris disebut garlic chives.
Ciri-ciri kucai
Tingginya tanaman kucai antara 30 sampai 50 cm.
Bergerombol seperti tanaman padi yang baru tumbuh.
Umbinya ramping, berbentuk kerucut dengan panjang 2-3 cm, dan lebar 1 cm.
Tumbuh dalam rumpun yang padat.
Daunnya berbentuk tabung hampa dengan panjang hingga 50 cm, berdiameter 2-3 mm, dan bertekstur lembut.
Kandungan kucai
Kucai mengandung protein, vitamin B, vitamin C , kalsium, dan fosfor.
Ada lebih banyak karoten di dalamnya, kedua setelah wortel dan lebih banyak dari bawang putih.
Selain itu, juga mengandung seng.
Berdasarkan keterangan dari Data Komposisi Pangan Indonesia, 100 gram kucai memiliki kandungan gizi sebagai berikut.
Air: 86.3 ml
Energi: 45 kalori
Protein: 2.2 gram
Lemak: 0.3 gram
Karbohidrat: 10.3 gram
Serat: 4.8 gram
Kalsium: 52 miligram
Fosfor: 50 miligram
Zat besi: 1.1 miligram
Natrium: 21 miligram
Kalium: 439.5 miligram
Zinc: 0.5 miligram
Beta karoten: 2,685 mcg
Niasin: 1.8 miligram
Vitamin C: 17 miligram
Manfaat kucai sebagai obat
Anti hipertensi
Kucai mengandung senyawa tetrametiloksamida dan ester 17-etadekadesenil. Efek anti hipertensi ekstrak kucai sebanding dengan atenolol dosis 25 mg.
Menurunkan kolesterol
Kucai memiliki kandungan allicin, yaitu suatu organosulfur yang dapat membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Allicin dalam herbal ini bertugas untuk melepaskan nitrit oksida, sehingga membantu mengurangi kekakuan pada pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Kucai juga mengandung quercetin, yaitu senyawa yang dapat mengurangi resiko penumpukan plak di arteri.
Antioksidan
Banyaknya komponen dially sulphides dalam kucai mampu mencegah oksidasi platelet di dalam darah, sehingga berfungsi menjadi antioksidan.
Mencegah kanker
Kemampuan diallyl disulfides dalam kucai mampu menghambat pertumbuhan sel tumor pada usus manusia.
Sebagai obat pencahar
Kucai mengandung banyak vitamin dan serat, dapat melancarkan pencernaan, mengobati sembelit, serta mencegah kanker usus besar.
Baik untuk hati dan lambung
Kucai mengandung minyak atsiri yang mendistribusikan bau pedas yang khas. Dengan demikian, kucai dapat meningkatkan nafsu makan.
Kucai juga bermanfaat sebagai antiobiotik alami, menjaga kesehatan otak, meningkatkan penglihatan, dan meredakan stres.
Efek samping kucai
Selain memiliki manfaat di atas, kucai memiliki kelemahan. Bisa menimbulkan bau badan dan bau mulut yang menyengat. Bau badan disebabkan oleh kandungan sulfur dari kucai yang terserap melalui aliran darah, yang kemudian dikeluarkan sebagai keringat lewat kulit. Sedangkan bau mulut disebabkan oleh sisa kucai yang menempel di sela-sela gigi. Sisa kucai itulah yang menimbulkan bau yang sangat menyengat.
Penting untuk diingat tentang kucai
Yang harus diperhatikan untuk kucai ini adalah jangan membiarkan kucai terlalu lama atau lebih dari semalam, karena bisa berbahaya. Zat nitrat yang ada di dalamnya akan berubah menjadi nitrit dan menyebabkan reaksi beracun.
Hal yang perlu diperhatikan dalam mengkonsumsi kucai
Sebaiknya menghindari mengkonsumsi kucai jika sebelumnya memang sudah punya alergi terhadap bawang jenis apa saja.
Mengkonsumsi kucai secara berlebihan dapat menyebabkan senyawa organik tertentu dalam tubuh terlalu tinggi, sehingga bisa mengalami sakit perut atau gangguan pencernaan lainnya.