Cincau adalah gel serupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun cincau dalam air.
Gel terbentuk karena daun cincau mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air.
Kata cincau berasal dari dialek Hokkian.
Dalam bahasa Tionghoa cincau dikenal dengan Xian Cao (Hanzi: 仙草, Pinyin: Xiān cǎo)
Dalam bahasa Jawa disebut camcao, dan dalam bahasa Sunda dikenal dengan camcauh.
Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar, seperti es cincau dan es campur.
Dan terrnyata, cincau memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Berbagai varietas cincau, baik yang berasal dari daun Mesona palustris, Mesona chinensis, Mesona procumbens, atau Cyclea barbata, semuanya memiliki manfaat kesehatan yang sama.
Zat-zat yang terkandung dalam cincau hijau dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat obat-obatan, di samping digunakan sebagai minuman penyegar.
Cincau hijau dibuat dari daun Cyclea barbata, biasa digunakan sebagai tanaman obat oleh masyarakat Jawa.
Biasanya untuk sakit perut dan sebagai penangkal demam.
Cincau berwarna hijau ini juga memiliki khasiat mengendalikan hipertensi atau penyakit darah tinggi.
Lima alkaloid bisbenzylisoquinoline, di mana di antaranya, tetrandrine, limacine, thalrugosine, homoaromoline, dan cycleapeltine, diekstraksi dari akar Cyclea barbata, telah menunjukkan aktivitas sitotoksik, dan antimalaria.
Cincau hitam dibuat dari daun Mesona palustris, atau tanaman keluarga Mesona lainnya.
Cincau hitam telah dilaporkan memiliki sifat antioksidan, antibakteri, antimutagenik, hepatoprotektif, antihipertensi, antidiabetes, imunomodulator dan pencegahan kanker.
Cincau hitam dipercaya dapat digunakan untuk mengobati demam, sakit perut, diare, batuk, sariawan, darah tinggi, diabetes, dan penyakit liver.